Bangunan tua itu dikenal sebagai Pasar Gedhe oleh masyarakat Solo. Dulu Pasar ini adalah sebuah pasar kecil yang didirikan di atas lahan seluas 10.421 hektar. Lokasi nya yang terletak di persimpangan jalan dari kantor gubernur (kala itu), sekarang Balai Kota Surakarta, membuatnya menjadi tempat yang strategis untuk bertransaksi.
Disainer dari bangunan ini adalah seorang Belanda, Ir. Thomas Karsten. Selesai pada tahun 1930 dengan nama Pasar Gedhe Hardjonagoro. Nama 'Gedhe' konon diambil karena terdiri dar iatap yang besar. Seiring dengan waktu, pasar itu kini menjadi pasar termegah di Kota Surakarta.
Pasar ini terdiri dari dua banguna yang terpisahkan oleh Jalan Urip Sumoharjo. Masing-masing bangunan itu terdiri dari dua lantai. Perpaduan arsitektur antara gaya Belanda dan tradisional membuat pasar ini tampak eksotis.
Menurut sejarah, pada tahun 1947 pasar ini mengalami kerusakan yang cukup parah karena serangan Belanda. Pemerintah Indonesia memperbaikinya kembali pada tahun 1949. Atap yang lama diganti dengan atap kayu, dan bangunan kedua dari Pasar Gedhe, difungsikan menjadi pasar buah.
Menurut sejarah, pada tahun 1947 pasar ini mengalami kerusakan yang cukup parah karena serangan Belanda. Pemerintah Indonesia memperbaikinya kembali pada tahun 1949. Atap yang lama diganti dengan atap kayu, dan bangunan kedua dari Pasar Gedhe, difungsikan menjadi pasar buah.
Selengkapnya...